Kamis, 07 Desember 2017

MERANCANG DAN MELAKUKAN EVALUASI FORMATIF



EVALUASI FORMATIF MODEL DICK CAREY
Jika kita melihat pembelajaran di dua atau tiga puluh tahun yang lalu, maka kemungkinan besar naskah awal pembelajaran sangat banyak yang harus direvisi. Dalam proses pembelajaran seringkali pengajar disalahkan karena kurang baiknya cara mengajar dan juga para pelajar yang kurang mau belajar. karena Pada waktu itu, konsep dari penilaian cenderung menegaskan sebagai penentu keefektifan dari sebuah produk baru sebagai perbandingan dengan produk lain yang sudah ada. Ketika bahan pengajaran telah selesai, penelitian sering menemukan tingkat kemampuan murid yang rendah. Maka dari itu Dick and Carrey menyebutkan perlu dikembangkan konsep penilaian kita. Mereka mengusulkan pengembangan pelaksanaan yang akan disebut dengan evaluasi formatif.
Dengan mengikuti model rancangan pembelajaran, diharapkan menghasilkan materi-materi pembelajaran yang dapat menghasilkan prestasi yang signifikan bagi para pelajar. Penilaian formatif dan perbaikan sebagai hal yang utama, maka begitu pentingnya pemeriksaaan ulang keseluruhan proses merancang bahan pengejaran. Pada saat bahan pengajaran diperbaiki, kita telah memisahkan rancangan dan pelaksanaan penilaian formatif pengajaran dari proses perbaikan bahan pengajaran.
Evaluasi formatif adalah proses perancangan untuk memperoleh data yang dapat digunakan untuk meninjau kembali desain pembelajaran agar lebih efisien dan efektif. Penekanan dalam evaluasi formatif adalah pada pengumpulan dan analisis dan revisi dari desain. Dick and Carey (2005) merumuskan tiga fase dasar evaluasi formatif. Pertama adalah evaluasi perorangan, evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan.
1. One to One Evaluation (Evaluasi Perorangan), dalam tahap ini penyusunan bekerja dengan murid secara individu untuk memperoleh data untuk merevisi materi pengajaran.
2. A Small Group Evaluation (Evaluasi Kelompok Kecil), kelompok yang terdiri dari delapan sampai dua puluh siswa yang mewakili dari populasi target yang mempelajari bahan pengajaran.
3. A Field Trial (Uji Lapangan), tahap ini menekankan pada pengujian dari prosedur yang dibutuhkan untuk penerapan dari bahan pengajaran dalam situasi nyata.

MERANCANG EVALUASI FORMATIF
Kerangka acuan apa yang dapat digunakan untuk merancang evaluasi formatif? Dengan mengingat bahwa tujuan evaluasi formatif adalah untuk menunjukkan kesalahan-kesalahan tertentu dalam bahan-bahan untuk mengoreksi mereka, termasuk desain instrumen evaluasi, prosedur, dan kebutuhan personil untuk menghasilkan informasi tentang lokasi dan alasan untuk setiap masalah.
Dick and Carey (2005:280) menyebutkan bahwa ada lima bidang pertanyaan yang digunakan untuk mengevaluasi bahan/materi.

1. Apakah materi-materi tersebut sesuai untuk tipe hasil belajar? Resep khusus yang brkaitan dengan pengembangan materi dibuat dengan berdasarkan pada apakah tujuannya adalah untuk kemampuan motorik atau kemampuan intelektualitas, kemampuan bersikap atau untuk mendapatkan informasi verbal. Anda harus memperhatikan mengenai apakah materi yang anda hasilkan betul-betul kongruen/sama dengan anjuran pembelajaran untuk masing-masing tipe kemampuan. Tidak diragukan lagi evaluator/penilai yang baik untuk aspek materi ini menjadi seorang dalam kaitannya dengan tipe pembelajaran.

2. Apakah materi-materi tersebut sudah cukup melibatkan instruksi bagi yang berkemampuan lebih rendah dan apakah secara logika kemampuan-kemampuan ini sudah berurutan dan dikelompokan? Penilai yang terbaik untuk bidang pertanyaan ini akan menjadi ahli dalam bidang isi.

3. Apakah materi-materi tersebut sudah jelas dan dapat dipahami dengan baik oleh wakil anggota kelompok target? Sesungguhnya hanya anggota kelompok targetlah yang dapat menjawab pertanyaan ini. Instruktur yang mengenal baik target para pelajar ini dapat membantu anda memberikan informasi awal namun pada akhirnya hanya pelajar yang dapat menilai kejelasan materi-materi ini.

4. Apa yang menjadi nilai motivasi dari materi-materi ini? Apakah yang para pelajar temukan dari materi tersebut sudah relevan dengan minat dan kebutuhan mereka? Apakah mereka memiliki keyakinan ketika membahas materi-materi ini? Apakah mereka merasa puas dengan apa yang mereka pelajari? Dan juga, apakah penilaiannya sesuai dengan aspek-aspek materi yang mewakili anggota kelompok target.
5. Apakah materi-materi ini dapat dikembangkan dengan cara mediasi yang efisien? Dua target yaitu para pelajar dan para instruktur akan sesuai dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Dalam merancang instrumen yang berguna untuk mengumpulkan informasi dari para pelajar, melalui tahap (misalnya, one-to-one/satu-lawan-satu, small group/kelompok kecil dan field trial/percobaan lapangan, penataan (dalam konteks pembelajaran atau kinerja) dan bentuk informasi yang ingin dikumpulkan. Dalam evaluasi satu-lawan-satu, materi instrumen disusun oleh mereka sendiri. Para pelajar melingkari kata-kata atau kalimat dan menuliskan komentar mereka di dalam materi-materi tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam titik perpotongan blok acuan tersebut akan membantu dalam mengembangkan instrumen-instrumen lainnya, seperti daftar penilaian yang berguna untuk memandu observasi dan pertanyaan-pertanyaan mencakup wawancara dan tanya jawab. Instrumen-instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dari para partisipan haruslah efisien. Jenis data yang dkumpulkan meliputi berikut ini :
1.      Menilai data yang terkumpul pada entri penilaian perilaku, pre-tes dan konteks kinerja.
2.      Komentar-komentar atau catatan-catatan yang dibuat oleh para pelajar untuk anda atau penilaian-penilaian terhadap materi-materi instruksi menyangkut kesulitan-kesulitan yang mereka ditemui di poin-point materi tertentu.
3.      Data yang terkumpul berdasarkan tanya jawab tentang sikap dan atau komentar-komentar wawancara yang diungkapkan oleh para pelajar yang berkaitan dengan seluruh reaksi mereka terhadap instruksi tersebut dan persepsi mereka dimana kesulitan-kesulitan mereka yang bersandar pada materi-materi dan prosedur-prosedur instruksi secara umum.
4.      Waktu yang diperlukan para pelajar untuk menyelesaikan berbagai komponen instruksi.
5.      Reaksi dari ahli terhadap masalah pokok. Merupakan tanggung jawab dari orang inilah untuk memverifikasi bahwa kandungan/isi modul adalah akurat dan mutakhir.
6.      Reaksi dari manajer dan supervisor yang mengamati pelajar yang menggunakan kemampuannya dalam konteks kinerja.
PERANAN AHLI DALAM EVALUASI FORMATIF
Selain adanya data evaluasi dari pembelajar perlu juga melihat analisis  dari seorang ahli. Ketika draf desain selesai terkadang desain tidak bisa melihat permasalahan yang ada. Resensi atau pendapat dari tenaga ahli perlu dipertimbangkan untuk perbaikan dan perubahan pada draf pertama desain. Terutama dalam strategi belajar, tipe belajar dan ketetapatan bahan yang akan digunakan dalam desain pembelajaran.
Desainer ini tidak diwajibkan menggunakan usulan dari para ahli. Ada beberapa rekomendasi yang mana desainer mau menggunakannya, yaitu setelah data dari para pelajar terkumpul dan diringkas. Setidaknya desainer akan menjadi lebih peka terhadap potensi permasalahan sebelum para pelajar tersebut terlibat dalam proses evaluasi formatif.
EVALUASI PERORANGAN
Tujuan evaluasi formatif perorangan adalah untuk mengidentifikasi dan menghapus kesalahan yang mencolok dalam pengajaran serta untuk mendapatkan indikasi awal dan reaksi para pelajar terhadap isi. Hal ini dapat terjadi melalui interaksi langsung antara para desainer dengan pelajar. Evaluasi ini melibatkan 3 atau lebih peserta didik yang berinteraksi langsung dengan desainer. Ada tiga kriteria utama menurut Dick and Carey (2005) dalam evaluasi perorangan ini, yaitu kejelasan, dampak dan kelayakan.

1. Kejelasan : apakah pesan, atau apapun yang dipresentasikan, jelas bagi setiap pelajar ?

2. Dampak: Dampak apa yang terjadi dari instruksi terhadap sikap setiap pelajar dan pencapaian apa yang diperoleh dari tujuan dan sasarannya ?

3. Kelayakan: Seberapa layaknya instruksi yang diberikan tersebut sesuai dengan sumber daya (waktu/konteks) ?
Ada beberapa pertimbangan dalam melakukan evaluasi perorangan yaitu :
a.      Memilih Pelajar

Penentuan pelajar yang dilibatkan dalam evaluasi perorangan harus mewakili populasi target. Desainer memilih beberapa pelajar saja tetapi mewakili target populasi. Mereka menjadi wakil dengan cakupan kemampuan karena biasanya keutamaan dari kemampuan dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu penentu utama untuk menerima informasi dan keterampilan. Oleh karena itu, para desainer ini memilih setidaknya satu pelajar dari target populasi yang memiliki kemampuan di atas rata-rata (tetapi tentunya bukan pelajar yang terpandai), setidaknya satu pelajar yang memiliki kemampuan rata-rata dan satu pelajar yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata. Desainer kemudian bekerja berdasarkan basis perseorangan untuk setiap pelajar. Setelah evaluasi awal dengan tiga pelajar, desainer mungkin ingin memilih lebih banyak pelajar lagi dari target populasi untuk melakukan pekerjaan mode satu-lawan-satu meskipun tiga biasanya sudah cukup.
b.      Pengumpulan Data
Keputusan yang dibuat selama percobaan satu-lawan-satu membantu para evaluator atau penilai untuk fokus kepada bermacam-macam informasi yang berguna. Ada tiga kategori utama tentang kejelasan suatu informasi, yaitu pesan, kaitan, dan prosedur.
Kategori yang pertama, pesan, berhubungan dengan seberapa jelas pesan dasar tersebut bagi pelajar. Perhatian yang berkaitan dengan pesan dasar meliputi : kosa kata, kompleksitas kalimat dan struktur pesan. Tidak peduli apakah pelajar membaca, mendengar, atau melihat pesan itu, mereka (laki-laki atau perempuan) harus mampu mengikutinya. Kategori yang kedua, kaitan, mengacu pada bagaimana pesan dasar dikhususkan untuk pelajar. Kaitan ini meliputi konteks, contoh, analogi, ilustrasi, demonstrasi, dan sebagainya. Apabila kaitan ini merupakan hal yang asing bagi pelajar maka pesan dasar tersebut niscaya akan menjadi lebih kompleks. Bidang yang ketiga, prosedur, mengacu pada karakteristik instruksi seperti urutan, luasan segmen yang dipresentasikan, transisi antar segmen, kecepatan berpindah, dan variasi-vaariasi yang dimasukkan ke dalam presentasi. Kejelasan instruksi dapat diubah apabila masing-masing elemen ini tidak sesuai lagi untuk para pelajar.

c) Prosedur

Prosedur yang khas dalam evaluasi perorangan adalah untuk menjelaskan kepada para pelajar tentang bahan pembelajaran. Reaksi pembelajar terhadap materi, mengetahui kekurangan materi, mengerjakan soal-soal, mencatat waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan materi. Pebelaajar akan menemukan kesalahan ketik, kelalaian konten, halaman yang hilang, grafik yang berlabel tidak tepat, tidak sesuai link di halaman web mereka, dan jenis lainnya. Kesulitan memahami urutan belajar, konsep belajar, dan soal-soal yang diberikan.

d) Penilaian dan Kuesioner

Setelah siswa telah menyelesaikan instruksi dalam evaluasi perorangan, mereka mengerjakan post test dan kuesioner sikap dengan cara yang sama. Setelah masing-masing item atau langkah penilaian dilakukan, mintalah kepada pelajar untuk menjelaskan mengapa mereka melakukan suatu respon tertentu. Desainer akan menemukan tidak hanya kesalahan, tetapi juga kenapa terjadi kesalahan. Informasi ini sangat membantu selama proses revisi. Proses untuk mengevaluasi kinerja, produk, dan sikap dan pada akhirnya untuk merevisi pembelajaran termasuk butir-butir soal yang ada.

Petunjuk dan instrumen tes yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja, produk dan sikap harus juga dievaluasi secara formatif sebelum betul-betul dapat digunakan untuk mengevaluasi penilaian. Sama halnya dengan tes pensil dan kertas, anda harus memastikan bahwa petunjuknya sudah jelas bagi pelajar dan pelajar dapat mengikuti instruksi tersebut untuk menghasilkan kinerja/capaian dan hasil yang diharapkan. Kegunaan dari instrumen evaluasib juga dievaluasi. Kriteria khusus dalam mengevaluasi elemen-elemen yang digunakan dalam instrumen tersebut adalah sebagai berikut : (1) Observasi terhadap masing-masing elemen yang akan dinilai (2) Kejelasan dari bagaimana cara mereka menafsirkannya, dan (3) efisiensi instruksi secara berurutan.

e) Waktu Pembelajaran

Salah satu kepentingan desainer selama evaluasi perorangan adalah untuk menentukan jumlah waktu yang diperlukan bagi pelajar untuk menyelesaikan instruksi. Waktu dapat dikurangi persentasenya dari total waktu jika pengalaman menunjukkan bahwa melakukan hal seperti itu sangatlah tidak tepat.
f) Interpretasi Data

Interprestasi Data adalah informasi tentang kejelasan instruksi, yang berdampak kepada pelajar, dan kelayakan instruksi harus diringkas dan terpusat. Aspek khusus dari instruksi yang telah melemah dapat dikembangkan selanjutnya untuk merencanakan revisi serupa yang akan memperbaiki instruksi tersebut bagi pelajar.

g) Hasil

Hasil dari evaluasi satu-ke-satu adalah instruksi yang berisi (1) berisi kosa kata yang sesuai, kompleksitas bahasa, contoh, dan ilustrasi untuk peserta didik; (2) hasil lain yang logis mengenai sikap dan prestasi pelajar, atau direvisi dengan tujuan meningkatkan pelajar sikap atau kinerja selama percobaan berikutnya, dan (3) layak digunakan dengan pembelajar, sumber daya, dan pengaturan yang ada. Instruksi lebih lanjut dapat disempurnakan dengan menggunakan kelompok kecil cobaan.

EVALUASI KELOMPOK KECIL

Ada dua tujuan dalam evaluasi kelompok kecil. Pertama effektivitas perubahan dan Identifikasi masalah yang masih tersisa setelah evaluasi perorangan. Kedua untuk menentukan apakah pelajar dapat menggunakan instruksi tanpa berinteraksi dengan instruktur. (Pada titik ini dalam diskusi kita, kita terus menganggap bahwa perancang merancang beberapa bentuk bahan pengajaran diri.)

1. Kriteria dan Data

Langkah efektif untuk mengevaluasi pembelajaran dan kinerjanya dengan melihat skor pretest dan posttest. Informasi yang dikumpulkan mengenai kelayakan dari instruksi biasanya meliputi:

a) waktu yang dibutuhkan bagi pelajar untuk menyelesaikan baik instruksi dan tolok ukur kinerja yang dibutuhkan;

b) biaya dan kelangsungan hidup menyampaikan instruksi dalam format dimaksudkan dan lingkungan; dan

c) sikap mereka yang melaksanakan atau mengelola instruksi.

2. Memilih Pelajar

Evaluasi untuk kelompok kecil terdiri dari 8 – 20 orang pembelajar. Dimungkin untuk memilih secara acak dai populasi target. Apabila tidak dapat memilih para pelajar secara acak atau apabila kelompok yang kamu miliki relatif kecil, maka anda harus memastikan bahwa anda telah memasukkan sampel setidaknya satu wakil di setiap tipe sub-grup yang ada di dalam polpulasi anda. Contoh dari sub-grup dapat meliputi seperti yang berikut ini :
-          Pelajar yang berprestasi rendah, rata-rata, dan tinggi.
-          Pelajar dengan berbagai bahasa pribumi
-          Pelajar yang terbiasa dengan prosedur tertentu ( instruksi yang berdasarkan pada web), dan pelajar tidak terbiasa.
-           Pelajar kurang pengalaman atau lebih muda dan juga pelajar yang lebih dewasa.
3. Prosedur

 Prosedur-prosedur dasar yang digunakan dalam sebuah evaluasi kelompok kecil sangatlah berbeda dengan yang digunakan dalam evaluasi satu-lawan-satu. Evaluator atau penilai mulai menjelaskan materi-materi di dalam tahap pengembangan formatif dan hal ini perlu untuk mendapatkan umpan balik tentang bagaimana memperbaikinya. Di dalam proses ini keterlibatan instruktur haruslah sekecil mungkin. Hanya dalam kasus-kasus tertentu apabila pelajar mengalami kemandekan dalam proses belajarnya dan tidak dapat melanjutkannya, barulah instruktur ini terlibat. Setiap kesulitan yang dialami pelajar dan solusinya haruslah dicatat sebagai bagian dari revisi data.

4. Penilaian dan Kuesioner

Langkah-langkah tambahan di dalam evaluasi kelompok kecil adalah masalah bagaimana mengadministrasi sebuah daftar pertanyaan yang berkaitan dengan sikap dan jika memungkinkan dilakukan wawancara dengan lebih mendalam dengan beberapa pelajar di dalam kelompok itu. Tujuan utamanya untuk mengidentifikasi reaksi pelajar terhadap instruksi tersebut, dari persepsi mereka, kelemahan dan kekuatan di dalam penerapan startegi instruksi. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan tersebut haruslah mencerminkan berbagai komponen startegi. Berikut ini beberapa pertanyaan yang sesuai yaitu :

Apakah instruksi ini menarik?
Apakah kamu memahami apa yang disebut belajar?
Apakah mater-materi ini langsung berhubungan dengan tujuan/sasaran?
Apakah latihan praktek sudah cukup digunakan?
Apakah latihan praktek tersebut relevan?
Apakah tes-tes ini betul-betul dapat mengukur pengetahuan tentang tujuan/sasaran?
Apakah anda cukup menerima umpan balik dari latihan praktekmu?
Apakah kamu merasa nyaman ketika menjawab pertanyaan tes-tes itu?
5. Ringkasan Data dan Analisa

Informasi deskriptif dan informasi kuantitatif yang terkumpul selama masa percobaan diringkas dan dianalisa. Data kuatitatif berisikan masalah skor tes dan juga waktu yang dibutuhkan dan juga proyeksi biaya. Informasi deskriptif berisikan tentang komentar-komentar yang dikumpulkan dari daftar pertanyaan yang berkaitan dengan sikap, wawancara atau catatan evaluator/penilai yang ditulis selama masa percobaan.

6. Hasil

Tujuan dari percobaan kelompok kecil dan revisi instruksi adalah bentuk instruksi yang baik yang efektif dengan target pelajar dalam suatu aturan yang diharapkan. Perbaikan yang dibutuhkan dalam instruksi dapat berupa hal yang simpel-simpel saja, seperti merubah contoh-contoh dan kosa kata di dalam item tes atau menambah alokasi waktu belajar.
PERCOBAAN LAPANGAN

Pada tahap terakhir evaluasi formatif instruktur mencoba menggunakan konteks istruksi yang sudah seperti yang diharapkan untuk penggunaan terakhir dari materi instruksi. Salah satu tujuan dari tahap terakhir evaluasi formatif ini adalah menentukan apakah perubahan-perubahan di dalam instruksi tersebut harus dibuat setelah tahap kelompok kecil tersebut menjadi efektif. Tujuan lainnya adalah untuk melihat apakah instruksi dapat digunakan pada konteks seperti yang diinginkan, yaitu apakah mungkin secara administratif menggunakan instruksi tersebut seperti yang diinginkan.

1. Lokasi Evaluasi

Dalam menentukan lokasi untuk evaluasi lapangan, memerlukan salah satu dari dua situasi ini. Pertama, jika material dicoba di kelas yang sedang menggunakan large-group/kelompok besar, maka menggunakan materi instruksi itu sendiri mungkin merupakan pengalaman yang baru dan berbeda. Yang kedua, materi-materi tersebut dicoba di kelas secara individu, maka itu akan sangat sulit menemukan kelompok pelajar yang cukup besar yang siap dengan materi instruksi anda karena para pelajar akan tersebar-sebar dalam meteri-materi yang sedang mereka pelajari.
2. Kriteria dan Data

Tujuan utama dari percobaan lapangan ini adalah melokasikan dan menghilangkan permasalahan yang tersisa di dalam instruksi tersebut. Ada banyak kesamaan antara percobaan kelompok kecil dengan percobaan lapangan. Keputusan-keputusan yang dibuat selama kedua tipe percobaan itu apakah pencapaian pelajar sudah mencukupi dan penyampaian instruksi dapat diterima dengan mudah.

3. Memilih Pelajar

Desainer memilih dan mengidentifikasi sebuah kelompok yang terdiri dari sekitar tiga puluh orang yang ikut berpartisipasi dalam percobaan lapangan. Kelompok tersebut harus diseleksi untuk memastikan apakah mereka telah mewakili target populasi. Karena sebuah tipikal kelompok/grup terkadang sulit dilokasikan. Desainer seringkali memilih beberapa kelompok yang berbeda-beda untuk ikut berpartisipasi di dalam percobaan lapangannya. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa data yang terkumpul sesuai dengan yang diharapkan seperti, sebuah ruang kelas yang terbuka, instruksi tradisional dan atau masalah tentang seberapa jauh pusat belajar tersebut.
4. Prosedur Melakukan Percobaan Lapangan

Prosedur uji lapangan hampir sama dengan kelompok kecil. Perbedaan pada peran desain yang harus dikurangi atau dihilangkan diganti dengan peran guru, oleh karenanya guru harus dilatih dulu. Mungkin setelah evaluasi kelompok kecil pretest dan posttest diubah atau dikurangi hanya menilai entry paling penting. Kuesioner difokuskan pada faktor-faktor lingkungan yang mungkin mengganggu pembelajaran.

5. Ringkasan Data dan Interpretasi

Ringkasan data dan prosedur analisis adalah sama untuk percobaan kelompok kecil dan percobaan lapangan. Data yang didapat haruslah terorganisir dengan tujuan instruksi, dan informasi tentang sikap dari keduanya yaitu para pelajar dan para instruktur juga haruslah berkaitan dengan tujuan spesifik tersebut apabila memungkinkan. Meringkas data di dalam format ini akan membantu melokasikan area tertentu dimana instruksi menjadi efektif atau menjadi tidak efektif. Informasi yang berasal dari percobaan lapangan ini digunakan untuk merencanakan dan membuat revisi instruksi terakhir.

Tujuan dari percobaan lapangan dan revisi terakhir ini adalah merupakan sebuah instruksi yang efektif yang menghasilkan level prestasi dan sikap pelajar seperti yang diharapkan dalam pengaturan instruksi. Menggunakan data tentang area permasalahan yang terkumpul selama percobaan lapangan haruslah sesuai dengan revisi yang dibuat di dalam instruksi. Dengan selesainya revisi, kita dapat memulai evaluasi formatif dalam format kinerja/pencapaian.

Permasalahan :
Ada evaluasi perorangan dan kelompok kecil. Kapankah harus dilaksanakan ? dapatkah anda membantu saya memberikan contoh dalam melakukan evaluasi ini ?

10 komentar:

  1. EVALUASI ONE TO ONE. Maksud evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara nyata terdapat dalam bahan instruksional. Disamping itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan komentar dari siswa tentang isi pelajaran.
    EVALUASI KELOMPOK KECIL. Maksud evaluasi kelompok kecil ini adalah mengidentifikasi kekurangan kegiatan instruksional setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu. Masukan yang diharapkan bukan saja tentang bahan instruksional, melainkan juga proses instruksional.
    Jika ditanya kapankah evaluasi perorangan dan kelompok kecil harus di laksanakan, EVALUASI PERORANGAN DILAKSANAKAN TERLEBIH DAHULU BARU DI LANJUTKAN EVALUASI KELOMPOK KECIL.

    BalasHapus
  2. (Evaluasi Perorangan), dalam tahap ini penyusunan bekerja dengan murid secara individu untuk memperoleh data untuk merevisi materi pengajaran. ( DILAKUKAN SEBELUM EVALUASI KELOMPOK KECIL CONTOH PADA SAAT MENANYAKAN LANGSUNG KEPADA SISWA TENTANG PEMAHAMANNYA. SEBERAPA JAUH DIA MEMAHAMI MATERI, SEBERAPA BERMINAT DIA PADA MATERI YANG DIAJARKAN.
    (Evaluasi Kelompok Kecil), kelompok yang terdiri dari delapan sampai dua puluh siswa yang mewakili dari populasi target yang mempelajari bahan pengajaran.(DILAKSANAKAN SETELAH EVALUASI PERORANGAN CONTOH: BISA DENGAN MENYEBARKAN ANGKET ATAU MELAKUKAN PRE TEST KEPADA TARGET YANG BERJUMLAH 8-20 ORANG).

    BalasHapus
  3. Evaluasi Satu-satu
    Evaluasi satu-satu dilakukan antara pengembang instruksional dengan dua atau tiga siswa/peserta didik secara individual. Peserta didik yang dipilih adalah yang mempunyai ciri-ciri seperti populasi sasaran. Ketiga peserta didik tersebut berasal dari siswa yang mempunyai kemampuan sedang, di atas sedang, dan di bawah sedang. Maksud evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara nyata terdapat dalam bahan instruksional. Disamping itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan komentar dari peserta didik tentang isi pelajaran.

    Evaluasi Kelompok Kecil
    Setelah direvisi berdasarkan masukan evaluasi satu-satu, produk instruksional tersebut dievaluasi lagi dengan menggunakan sekelompok kecil peserta didik yang terdiri atas 8-12 orang. Kelompok kecil peserta didik ini harus representative untuk mewakili populasi sasaran yang sebenarnya.Maksud evaluasi kelompok kecil ini adalah mengidentifikasi kekurangan kegiatan instruksional setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu. Masukan yang diharapkan bukan saja tentang bahan instruksional, melainkan juga proses instruksional.
    Jika ditanya kapankah evaluasi perorangan dan kelompok kecil harus di laksanakan,menurut saya sebelum percobaan lapangan di laksanakan karena evaluasi formatif ini bertujuan untuk digunakan untuk mendapatkan data untuk merevisi instruksi agar yang dibuat lebih efisien dan efektif.

    BalasHapus
  4. 1. EVALUASI ONE TO ONE adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara nyata terdapat dalam bahan instruksional. Disamping itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan komentar dari siswa tentang isi pelajaran (DILAKUKAN SETELAH JAM PELAJARAN DILAKUKAN).
    2. EVALUASI KELOMPOK KECIL adalah mengidentifikasi kekurangan kegiatan instruksional setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu. Masukan yang diharapkan bukan saja tentang bahan instruksional, melainkan juga proses instruksional (DILAKUKAN SELESAI EVALUASI PERORANGAN SETELAH JAM PELAJARAN).

    BalasHapus

  5. Menurut saya
    a. evaluasi one to one adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara nyata terdapat dalam BAHAN INSTRUKSIONAL Disamping itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan komentar dari siswa tentang isi pelajaran (Dilakukan setelah jam pelajaran).
    b. Evaluasi kelompok kecil adalah mengidentifikasi kekurangan kegiatan instruksional setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu. Masukan yang diharapkan bukan saja tentang bahan instruksional, melainkan juga PROSES INSTRUKSIONAL. (dilakukan selesai evaluasi perorangan setelah jam pelajaran).

    BalasHapus
  6. Evaluasi satu-satu dilakukan antara pengembang instruksional dengan dua atau tiga peserta didik secara individual. Maksud evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara nyata terdapat dalam bahan instruksional. Disamping itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan komentar dari peserta didik tentang isi pelajaran.

    Setelah direvisi berdasarkan masukan evaluasi satu-satu, produk instruksional tersebut dievaluasi lagi dengan menggunakan sekelompok kecil yang terdiri atas 8-12 orang. Kelompok kecil ini harus representative untuk mewakili populasi sasaran yang sebenarnya. Maksud evaluasi kelompok kecil ini adalah mengidentifikasi kekurangan kegiatan instruksional setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu. Masukan yang diharapkan bukan saja tentang bahan instruksional, melainkan juga proses instruksional.

    Evaluasi satu satu dilakukan sebelum evaluasi kelompok kecil contoh pada saat menanyakan langsung kepada peserta didik tentang pemahamannya. seberapa jauh dia memahami materi, seberapa berminat dia pada materi yang diajarkan.

    Evaluasi kelompok kecil dilakukan setelah evaluasi perorangan contoh: bisa dengan menyebarkan angket atau melakukan pre test kepada target yang berjumlah 8-20 orang

    BalasHapus
  7. Menurut saya
    EVALUASI ONE-TO ONE dilakukan antara pengembang instruksional dengan dua atau tiga peserta didik secara individual. Maksud evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara nyata terdapat dalam bahan instruksional. Disamping itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan komentar dari peserta didik tentang isi pelajaran.
    Setelah direvisi berdasarkan masukan evaluasi one-to-one, produk instruksional tersebut dievaluasi lagi dengan menggunakan sekelompok kecil yang terdiri atas 8-12 orang. Maksud EVALUASI KELOMPOK KECIL ini adalah mengidentifikasi kekurangan kegiatan instruksional setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu. Masukan yang diharapkan bukan saja tentang bahan instruksional, melainkan juga proses instruksional.
    Selanjutnya kapan harus dilaksanakan.. menurut saya
    Evaluasi one-to-one ini dilakukan sebelum evaluasi kelompok kecil contoh pada saat menanyakan langsung kepada tiap tiap peserta didik, sejauh mana pemahamannya tentang materi yang diajarkan, dan minatnya terhadap materi pelajaran tersebut.
    Evaluasi kelompok kecil dilakukan setelah evaluasi perorangan contoh: bisa dengan menyebarkan angket atau melakukan pre test kepada target yang berjumlah 8-20 orang

    BalasHapus
  8. EVALUASI SATU-SATU dilakukan dengan dua atau tiga siswa secara individual. Ketiga siswa tersebut berasal dari siswa yang mempunyai kemampuan sedang, di atas sedang, dan dibawah sedang. Maksud evaluasi ini untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara nyata terdapat dalam beban instruksional.
    CONTOH: GURU MENANYAKAN LANGSUNG KEPADA SISWA MENGENAI MATERI TERTENTU APAKAH DALAM PENYAMPAIAN GURU DIDEPAN KELAS BISA DIMENGERTI SISWANYA.
    Setelah direvisi berdasarkan masukan evaluasi satu-satu, produk instruksional tersebut dievaluasi lagi dengan menggunakan SEKELOMPOK KECIL siswa yang terdiri atas 8 – 12 orang.
    CONTOH:
    GURU Melaksanakan kegiatan instruksi dengan menggunakan bahan instruksional yang diproduksi dan telah direvisi berdasarkan hasil review dan evaluasi satu-satu.LALU Mencatat komentar siswa terhadap proses dan bahan instruksional termasuk komentar terhadap tes yang digunakan.
    JADI, EVALUASI PERORANGAN DILAKSANAKAN TERLEBIH DAHULU BARU DI LANJUTKAN EVALUASI KELOMPOK KECIL.

    BalasHapus
  9. MENURUT SAYA EVALUASI PERORANGAN untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara nyata terdapat dalam BAHAN INSTRUKSIONAL. Evaluasi PERORANGAN dilakukan sebelum evaluasi kelompok kecil contoh pada saat menanyakan langsung kepada peserta didik tentang pemahamannya mengenai materi.
    Sedangkan EVALUASI KELOMPOK KECIL untuk mengidentifikasi kekurangan kegiatan instruksional setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu. Evaluasi kelompok kecil dilakukan setelah evaluasi perorangan misalnya dengan menyebarkan angket atau melakukan pre test kepada target yang berjumlah 8-20 orang.

    BalasHapus
  10. MENURUT SAYA EVALUASI ONE TO ONE (PERORANGAN) PERLU DILAKUKAN SEBAGAI PENILAIAN UNTUK MEMUTUSKAN TERHADAP SISWA SECARA PERORANGAN. BARULAH SETELAH ITU BISA DILANJUTKAN DENGAN EVALUASI KELOMPOK KECIL.
    Ada dua tujuan dalam evaluasi kelompok kecil. Pertama effektivitas perubahan dan Identifikasi masalah yang masih tersisa setelah evaluasi perorangan. Kedua untuk menentukan apakah pelajar dapat menggunakan instruksi tanpa berinteraksi dengan instruktur.

    BalasHapus

MENGANALISIS PESERTA DIDIK DAN KONTEKS

T ak hanya perancang harus menentukan apa yang harus diajarkan, tapi juga karakteristiknya dari peserta didik, konteks dimana instruksi a...