Kamis, 02 November 2017

LANDASAN SOSIAL KURIKULUM

Kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum memiliki peran dalam mengarahkan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita telah memahami bersama bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakatnya. karena itu, pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun lebih dari itu memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan. Dengan pendidikan, kita semua berharap muncul manusia – manusia mampu memahami masyarakat dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Dengan pentingnya peran kurikulum tersebut, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyarakat, yang mana setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang, sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan evalusi, pengembangan, penyesuaian, bahkan perubahan pola hidup masyarakat mengikuti tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat. Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan menjadikan perkembangan sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global sebagai salah satu landasan yang harus dijadikan tempat berpijak.

Kita maklumi bersama bahwa masyarakat tidak bersifat statis. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat juga mengalami perubahan, menuju masyarakat yang semakin kompleks. Perubahan tersebut bukan hanya terjadi pada system nilai tetapi juga pada pola kehidupan, struktur sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Kompleksitas tersebut yang selanjutnya memunculkan kelompok-kelompok sosial, tertentu yang selanjutnya memengaruhi kurikukulum, seperti tekanan-tekanan dari kelompok politik tertentu terhadap materi pendidikan, belum lagi tekanan dari kelompok lain yang memiliki pandangan yang berbeda.

Pengembang kurikulum, meskipun sulit, harus memerhatikan setiap tuntutan dan tekanan masyarakat yang berbeda-berbeda. Di sini perlu adanya usaha untuk menyerap berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat. Selanjutnya para pengembang kurikulum perlu menjalankan peran evaluative dan kritisnya dalam menentukan muatan kurikulum, untuk menentukan muatan-muatan yang memang layak untuk dimasukkan dalam kurikulum.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan dari aspek sosial budaya adalah :
1. Perubahan pola hidup, yaitu terjadinya perubahan dari masyarakat agraris tradisional menuju kehidupan industri modern.Perubahan tersebut dapat dilihat dalam beberapa aspek :
a. Pola kerja, pada masyarakat agraris cenderung teratur berlangsung siang hari, dari pagi hingga sore, tetapi tidak demikian pada masyarakat indutri, mereka cenderung tidak teratur, dan memiliki waktu kerja yang lebih panjang.
b. Pola hidup yang sangat bergantung pada hasil teknologi, pada masyarakat industry ketergantungan pada hasil teknologi lebih tinggi, bahwa dalam kehidupannya menjadi suatu yang harus dipenuhi, daripada masyarakat petani yang agraris tradisional
c. Pola hidup dalam system perekonomian baru, yaitu bahwa pertumbuhan ekonomi, ditandai dengan penggunaan produk perbankan dengan sistim baru, munculnya pasar modern yang semakin menggeser pasar tradisional, tidak hanya membawa dampak positif saja tetapi terkadang pengaruh negative terhadap pola hidup masyarakat.

Tiga hal tersebut merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan menyusun kurikulum, sehingga dapat ditentukan muatan atau materi untuk bekal menghadapi kondisi tersebut.

2. Perubahan kehidupan politik, yaitu perubahan politik yang diakibatkan era globalisasi, perubahan yang terjadi baik dalam wilayah nasional maupun internasional. Sebagai contoh di Indonesia, dengan era reformasinya, maka semua aspek berubah, tidak terkecuali pendidikan. Pendidikan harus diarahkan untuk menciptakan manusia yang kritis dan demokratis. Karena itu perubahan kea rah transparansi harus ditangkap oleh para pengembang kurikulum. Kehidupan demokratis harus menjiwai kurikulum. Hal ini yang mendasari munculnya produk hukum yang memberikan kewenangan daerah untuk mengurusi rumah tangganya termasuk dalam bidang pendidikan. Sinyal yang harus ditangkap para pengembang kurikulum di daerah, untuk memberdayakan pendidikan sebagai pembentuk generasi yang handal sesuai dengan nilai dan kebutuhan masyarakat local, nasional, maupun global. Berkaitan dengan sosial budaya ini yang harus dilakukan oleh para pengembang sebelum menyusun kurikulum adalah :

a. Mempelajari dan memahami kebutuhan masyarakat seperti yang
dirumuskan dalam peraturan perundangan.
b. Menganalisis budaya masyarakat tempat sekolah/madrasah berada
c. Menganalisis kekuatan serta potensi daerah
d. Menganalisis syarat dan tuntutan tenaga kerja
e. Menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan masyarakat.


Permasalahan :

Mengapa penting memperhatikan aspek sosial dalam mengembangkan kurikulum? tolong berikan contoh penerapan landasan sosial pada kurikulum 2013 !

7 komentar:

  1. karna kurikulum di buat dan dikembangkan untuk semua siswa dan pada setiap siswa kehidupan sosialnya tentu berbeda-beda. aspek sosial yang mempengaruhi satu siswa dengan siswa lainnya berbeda-beda. penting paham akan hal itu sehingga perkembangan kurikulum akan sesuai. aspek sosial dewasa ini juga meliputu bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi kehidupan sosial. semua bisa di dapat dan diketahui menggunakan teknologi seperti internet. bahkan belajar pun tidak harus bertatap muka namun bisa di lakukan via internet. pada K13 yang lebih menekankan student center berharap siswa dapat belajar lebih mandiri dan salah satu cranya dapat di lakukan via teknologi. seperti membuat grup belajar di media sosial atau siswa mandiri belajar dan mencari informasi via internet.

    BalasHapus
  2. Landasan sosiologis(sosial) kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa kurikulum harus berlandaskan kepada landasan sosiologis? Anak-anak berasal dari masyarakat, mendapat pendidikan baik informal, formal, maupun nonformal dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut.

    Sosial dalam pembahasannya mencakup secara garis besar akan perkembagan masyarakat dan budaya yang ada pada setiap ragam masyarakat yang da di Indonesia ini. Karena beraneka ragamnya budaya masyarakat yang ada di negeri ini, sehingga kurikulum dalam perumusannya juga harus menyesuaikan pada budaya masyarakat yanga akan menjadi objek pendidikan dan penerima dari hasil pendidikan tersebut.

    “Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia-manusia yang lain dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti dan mampu membangun masyarakatnya. Oleh karena itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut.”

    Terdapat tiga sumber nilai yang ada dalam masyarakat untuk dikembangkan melalui proses pendidikan, yaitu : logika, estetika, dan etika. Logika adalah aspek pengetahuan dan penalaran, estetika berkaitan dengan aspek emosi atau perasaan, dan etika berkaitan dengan aspek nilai atau norma-norma yang ada dalam masyarakat. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan adalah nilai-nilai yang bersumber pada logika. Sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakikatnya adalah hasil kebudayaan manusia, maka kehidupan manusia semakin luas, semakin meningkat sehingga tuntutan hidup pun semakin tinggi.

    Definisikan kebudayaan sebagai segenap perwujudan dan keseluruhan hasil pikiran (logika), kemauan (etika), serta perasaan (estetika) manusia, dalam rangka perkembangan kepribadian manusia, perkembangan hubungan dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan tuhannya. Ada faktor yang mendasari bahwa kebudayaan merupakan bagian penting dalam pengembangan kurikulum dengan pertimbangan :

    Individu lahir tidak berbudaya, baik hal kebiasaan, cita-cita, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Semua itu dapat diperoleh individu melalui interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga, masyarakat sekitar, dan sekolah. Oleh karena itu sekolah mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada para peserta didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.
    Kurikulum pada dasarnya harus mengokomodasikan aspek-aspek sosial dn budaya. Aspek sosial ialah yang berkenaan dengan kondisi sosial masyarakat yang sangat beragam, aspek budayanya yaitu kurikulum sebagai alat harus berimplikasi untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti : nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dan kecakapan.
    Dalam kurikulum 2013 Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) untuk menumbuhkan religius, Integritas, nasionalisme, gotong-royong, dan mandiri dilakukan guru dlm setiap pembelajaran di kelas.
    Guru dpt memberikan tugas agar siswa jd mandiri dlm menyelesaikannya.

    BalasHapus
  3. Pentingnya memperhatikan landasan sosial dalam pengembangan kurikulum dikarenakan, Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun kelingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.
    Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
    Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
    Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarkat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya.
    Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.
    contoh penerapan landasan sosial pada kurikulum 2013 yaitu diterapkannya kurikulum muatan lokal, yang tujuannya Jika dilihat dari sudut kepentingan peserta didik
    a. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya (lingkungan alam, sosial, dan budaya).
    b. Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka tidak asing dengan lingkungannya.
    c. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk memecahkan masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya (Umar Tirtarahardja dan La Sula, 2000:276

    BalasHapus
  4. menurut saya penting karena sesuai dengan Gagasan pemerintah untuk merealisasikan pengembangan kurikulum muatan lokal tersebut yang dimulai pada sekolah dasar, telah diwujudkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0412/U/1987 Tanggal 11 Juli 1987 tentang Penerapan Muatan Lokal Sekolah Dasar kemudian disusul dengan penjabaran pelaksanaannya dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No. 173/C/Kep/M/1987 Tanggal 7 Oktober 1987. Dalam sambutannya Mendikbud menyatakan: “Dalam hal ini harus diingat bahwa adanya „muatan lokal‟ dalam kurikulum bukan bertujuan agar anak terjerat dalam lingkungannya semata-mata. Semua anak berhak mendapat kesempatan guna lebih terlibat dalam mobilitas yang melampaui batas lingkungannya sendiri” (Umar Tirtarahardja dan la Sula, 2000:274).

    Contoh kurikulum muatan lokal yang saat ini sudah dilaksanakan di sebagian besar sekolah adalah Mata Pelajaran Keterampilan, Kesenian, dan Bahasa Daerah. Tujuan pengembangan kurikulum muatan lokal dapat dilihat dari kepentingan nasional dan kepentingan peserta didik. Dalam hubungannya dengan kepentingan nasional muatan lokal bertujuan:

    a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.

    b. Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan kearah yang positif.

    Jika dilihat dari sudut kepentingan peserta didik pengemangan kurkulum muatan lokal bertujuan:

    a. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya (lingkungan alam, sosial, dan budaya).

    b. Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka tidak asing dengan lingkungannya.

    c. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk memecahkan masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya (Umar Tirtarahardja dan La Sula, 2000:276)

    BalasHapus
  5. Dalam prinsip pengembangan kurikulum, terdapat salah satu prinsip, yaitu prinsip eksternal relevansi, yang artinya bahwa kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan siswa baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang. Dengan pendidikan, melalui kurikulum, diharapkan lahir manusia-manusia yang bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat. Oleh karena itu pengembangan kurikulum yang hanya berdasarkan pada keterampilan dasar saja tidak akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang bersifat teknologis dan mengglobal seperti sekarang ini. Akan tetapi pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu dan keterkaitannya dengan lingkungan sosial setempat. contoh penerapannya dalam K13 misalnya penerapan pembelajaran menggunakan teknologi internet nah penerapan tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang semakin maju, karena K13 menekankan pada pembelajaran berpusat pada siswa maka siswa dapat dengan sendiri menggali informasi dengan menggunakan internet.

    BalasHapus
  6. Sangat penting untuk memperhatikan aspek sosial dalam mengembangkan kurikulum karena aspek sosial merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun kelingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
    salah satu contohnya adalah kurikulum 2013 yang mengedepankan karakter siswa, dengan dibentuknya karakter siswa diharapkan hasil yang didapatnya disekolah dapat diimplemenasikan dimasyarakat dan bisa dibawa di kehidupan masyarakat.
    Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarkat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya.

    BalasHapus
  7. landasan sosial digunakan dalam pengembangan kurikulum dalam merumuskan tujuan pembelajaran dengan memperhatikan sumber masyarakat (society source) agar kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
    Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap pengembangan kurikulum dalam masyrakat, antara lain ;
    1) Kebutuhan masyarakat
    Kebutuhan masyarakat tak pernah tak terbatas dan beraneka ragam. Oleh karena itu lembaga pendidikan berusaha menyiapkan tenaga-tenaga terdidik yang terampil yang dapat dijadikan sebagai penggali kebutuhan masyarakat.
    2) Perubahan dan perkembangan masyarakat
    Masayarakat adalah suatu lembaga yang hidup, selalu berkembang dan berubah. Perubahan dan perkembangan nilai yang ada dalam masyarakat sering menimbulkan konflik antar generasi. Dengan diadakannya pendidikan diharapkan konflik yang terjadi antar generasi dapat teratasi.
    3) Tri pusat pendidikan
    Yang dimaksud dengan tri pusat pendidikan adalah bahwa pusat pendidikan dapat bertempat di rumah, sekolah , dan di masyarakat. Selain itu media, lembaga pendidikan agama, serta lingkungan fisik juga dapat berperan sebagai pusat pendidikan.

    contoh penerapan landasan sosial pada kurikulum 2013 yaitu diterapkannya kurikulum muatan lokal, yang tujuannya Jika dilihat dari sudut kepentingan peserta didik
    a. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya (lingkungan alam, sosial, dan budaya).
    b. Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka tidak asing dengan lingkungannya.
    c. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk memecahkan masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya

    BalasHapus

MENGANALISIS PESERTA DIDIK DAN KONTEKS

T ak hanya perancang harus menentukan apa yang harus diajarkan, tapi juga karakteristiknya dari peserta didik, konteks dimana instruksi a...